LANGUAGE

Cari artikel

Di balik runtuhnya hutan kering tropis: Menguak penyebab krisis yang tersembunyi

EN, ES, ID
4 menit baca
Hutan kering tropis seringkali hilang lebih cepat daripada hutan hujan. Apa penyebabnya?

*Artikel ini merupakan bagian kedua sekaligus terakhir dari seri hutan kering tropis. Bagian pertama membahas apa itu hutan kering tropis dan mengapa ia penting.

Faktor pendorong kerusakan

Karena sering dipandang sebelah mata, kerusakan hutan kering tropis yang cepat semakin menjadi-jadi. Ekosistem ini bukan hanya terancam, namun mendekati keruntuhan, dan menghilang lebih cepat dari hutan hujan. Krisis ini didorong oleh konversi lahan skala industri dan perubahan iklim, yang saling memperkuat siklus kehancuran.

Ekspansi Pertanian: faktor pendorong dan titik penyebab deforestasi

Skala hilangnya hutan kering tropis sangat menggemparkan. Studi tahun 2022 menunjukkan lebih dari 71 juta hektare—dua kali luas Jerman—hilang hanya dalam 20 tahun terakhir. Hal ini menegaskan peringatan ilmuwan bahwa hutan kering tropis termasuk ekosistem daratan paling terancam di dunia.

Penyebab utama kehancuran hutan kini telah bergeser secara signifikan, dari pertanian subsisten skala kecil menjadi pertanian industri besar yang memproduksi komoditas untuk pasar global. Karena tanahnya sering lebih subur dibanding hutan hujan dan musim kemaraunya yang khas memudahkan pembukaan lahan, hutan kering tropis (tropical dry forest – TDF) sering menjadi target utama konversi, terutama melalui pembakaran. Hal ini telah menciptakan perbatasan deforestasi yang berkembang pesat di beberapa hotspot utama:

  • Amerika Selatan:Gran Chaco, yang membentang di Argentina, Paraguay, dan Bolivia, serta savana Cerrado di Brasil, menjadi episentrum global alih fungsi hutan kering tropis. Lahan luas di daerah ini kerap dibuka untuk budidaya kedelai skala besar dan peternakan sapi.

  • Asia Tenggara:Hutan kering di Kamboja, Laos, dan Vietnam menghadapi tekanan besar akibat perluasan lahan pertanian dan penebangan kayu.

  • Afrika: Lebih dari setengah hutan kering tropis dunia ada di benua ini, namun laju deforestasi makin cepat akibat perluasan pertanian serta tingginya kebutuhan lahan dan energi (kayu bakar dan arang) dari populasi yang terus bertambah.

Alih fungsi lahan ini terjadi di wilayah yang hampir tidak punya perlindungan resmi. Kurang dari sepertiga hutan kering tropis yang tersisa berada di kawasan lindung, sehingga sebagian besar ekosistem penting ini dibiarkan terbuka dan mudah dikonversi.